Minggu, 31 Agustus 2014

Panduan Dzikir Pagi Dan Petang

Dari Anas bin Malik ia berkata: “Rasulullah bersabda: 'Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat Shubuh sampai terbit matahari lebih aku sukai dari memerdekakan empat orang budak dari anak Isma'il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat 'Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai dari memerdekakan empat orang budak.'“ (HR. Abu Dawud no. 3667, lihat Shahiih Abi Dawud 11/698 no. 3114 - MisykaatulMashaabiih no. 970, hasan).رضي الله عنه صلي الله عليه وسلم
Imam Ibnu Qayyim رحمه الله berkata: “Waktunya antara Shubuh hingga terbit matahari, dan antara 'Ashar hingga terbenam matahari.”
Dalil dari al-Qur-an tentang Dzikir Pagi dan Petang.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama) Allah dzikir yang se­banyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42).
Al-Jauhari (seorang ahli bahasa Arab) ber­kata: (أَصِيلاً) artinya, waktu antara 'Ashar sampai Maghrib.”
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Al-Mu'min: 55)
(َالْإِبْكَار) artinya, awal siang hari, sedangkan (الْعَشِيُّ) artinya, akhir siang hari.
Allah سبحانه و تعالي berfirman:
فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ
Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil me­muji Rabb-mu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” (QS. Qaaf: 39).
Ini merupakan penafsiran dari apa yang di­sebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah صلي الله عليه وسلم, bahwa siapa yang mengucapkan begini dan begitu pada pagi dan petang hari..., maksudnya adalah sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam­nya, yaitu memulainya sesudah shalat Shubuh dan sesudah shalat 'Ashar. (Lihat penjelasan Imam Ibnu Qayyim dalam Shahiih al-Waabilish Shayyib hal. 165-166).
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) me­lainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” Al-Baqarah: 255). (Dibaca pagi dan sore 1x).1
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dengan menyebut Nama Allah YangMahapemurah lagi Mahapenyayang.”
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ . اللَّهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ

Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung ke-pada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diper­anakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.'“ (QS. Al-Ikhlash: 1-4). (Dibaca pagi dan sore 3x).2
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut Nama Allah YangMahapemurah lagi Mahapenyayang.”
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِن شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”' (QS. Al-Falaq: 1-5). (Dibaca pagi dan sore 3x).3
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut Nama Allah YangMahapemurah lagi Mahapenyayang.”
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisik­kan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.'“ (QS. An-Naas: 1-6). (Dibaca pagi dan sore 3x).4
Ketika pagi, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.” (Dibaca pagi 1x).5
Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung ke­pada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.” (Dibaca sore 1x)
Ketika pagi, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).” (Dibaca pagi 1x).6
Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:
اَللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk).” (Dibaca sore 1x)
Membaca SAYYIDULISTIGHFAR
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjian­ku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung ke­pada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampuni­lah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat me­ngampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca pagi dan sore 1x).7
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ.
Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Engkau.” (Dibaca pagi dan sore 3x).8
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan ke­selamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta­ku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).” (Dibaca pagi dan sore 1x)9
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Engkau. Aku berlindung ke­pada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan sekutu­nya, (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” (Dibaca pagi dan sore 1x).10
بِسْمِ اللهِ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Dengan Nama Allah yang tidak ada bahaya atas Nama-Nya sesuatu di bumi dan tidak pula dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Mahamengetahui.” (Dibaca pagi dan sore 3x).”11
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untuk­ku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).” (Dibaca pagi dan sore 3x).12 صلي الله عليه وسلم
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Wahai Rabb Yang Mahahidup, Wahai Rabb Yang berdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku meski sekejap mata sekali pun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” (Dibaca pagi dan sore 1x).13
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Di waktu pagi kami berada diatas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muham­mad dan agama ayah kami, Ibrahim, yang ber­diri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak ter­golong orang-orang musyrik.” (Dibaca pagi 1x).14 صلي الله عليه وسلم
Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ؛ فَتْحَهَا، وَنَصْرَهَا وَنُوْرَهَا، وَبَرَكَتَهَا، وَهُدَاهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا
Di waktu sore kami berada diatas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kita Muhammad dan agama ayah kami, Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang yang musyrik.” (Dibaca sore 1x)صلي الله عليه وسلم
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Di­baca 10x15 atau dibaca 1x).16
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Di­baca setiap hari 100x).17
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak bi­langan makhluk-Nya, Mahasuci Allah sesuai ke-ridhaan-Nya, Mahasuci seberat timbangan 'Arsy-Nya, dan Mahasuci sebanyak tinta (yang menulis) kalimat-Nya.” (Dibaca pagi 3x).18
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang diterima.” (Dibaca pagi 1x).19
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.” (Dibaca pagi dan sore 100x).20
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Aku memohon ampunan kepada Allah dan ber­taubat kepada-Nya.” (Dibaca setiap hari 100x).21
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan sesuatu yang diciptakan-Nya.” (Dibaca sore 3x).22
Download dzikir pagi dan petang Pdf. Klik disini
Download dzikir pagi petang doc. Klik disini

Copyleft © 2009, Ibnu Majjah
1 Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia dijaga dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya ketika sore hari, maka ia dijaga dari (gangguan) jin hingga pagi hari.” (HR. Al-Hakim 1/562, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/418 no. 662, shahih).
2 HR. Abu Dawud no. 5082, an-Nasa-i VIII/250 dan at-Tirmidzi no. 3575, Ahmad V/312, Shahiih at-Tirmidzi no. 2829, Tuhfatul Ahwadzi no. 3646, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/411 no. 649, hasan shahih.
3 Ibid.
4 Barangsiapa membaca tiga surat tersebut setiap pagi dan sore hari, maka (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu”. At-Tirmizi berkata “Hadits ini hasan shahih” HR. Abu Dawud no. 5082, an-Nasa-i VIII/250 dan at-Tirmidzi no. 3575, Ahmad V/312, Shahiih at-Tirmidzi no. 2829, Tuhfatul Ahwadzi no. 3646, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/411 no. 649, hasan shahih.
5 HR. Muslim IV/2088 no. 2723, Abu Dawud no. 5071, at-Tirmidzi 3390, shahih.
6 HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, lafazh ini ada­lah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu Dawud no. 5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 911, shahih. Lihat pula Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 262.
7 Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia ter­masuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga.” (HR. Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280).
8 HR. Al-Bukhari dalam Shahiib al-Adabil Mufrad no. 539, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan.
9 HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, Abu Dawud no. 5074, Ibnu Majah no. 3871, al-Hakim 1/517-518, Shahiih al-Adabul Mufrad no. 912, shahih.
10 Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه “Ucapkanlah pagi dan petang dan apabila engkau hendak tidur.” HR. At-T irmidzi no. 3392 dan Abu Dawud no. 5067, lihat Shahiih at-Tirmidzi no. 2071, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 914, shahih. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2753.
11 Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang mem­bahayakan dirinya.” HR. At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088, Ahmad no. 446 dan 476, Tahqiq Ahmad Syakir dan Ibnu Majah no. 3869, lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120, al-Hakim 1/513, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 655, sanad-nya shahih.
12 Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepada­nya pada hari Kiamat.” HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam 'Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/415 no. 657, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat juga Shahiih al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma'aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.
13 HR. An-Nasa-i, al-Bazzar dan al-Hakim 1/545, lihat Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/AV7 no. 661, hasan.
14 HR. Ahmad III/406, 407, V/123, ad-Darimi II/292 dan Ibnus Sunni dalam Amalul Yaum wol Lailah no. 34, Misykaatul Mashaabiih no. 2415, Shahiihal-Jaami'ish Shaghiir no. 4674, shahih.
15 HR. Muslim no. 2693, Ahmad V/420, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 113 dan 114, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/416 no. 660, shahih.
16 HR. Abu Dawud no. 5077, Ibnu Majah no. 3867, Shahiih Jaami'ish Shaghiir no. 6418, MisykaatulMashaabiih no. 2395, Shahiih at-Targhiib 1/414 no. 656, shahih.
17 Barangsiapa membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, baginya perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang itu dapat men­datangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya ke­cuali ia melakukan lebih banyak lagi dari itu.” HR. Al-Bukhari no. 3293 dan 6403, Muslim IV/2071 no. 2691 (28), at-Tirmidzi no. 3468, Ibnu Majah no. 3798, dari Sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه. Penjelasan: Dalam riwayat an-Nasa-i ('Amalul Yaum wal Lailah no. 580) dan Ibnus Sunni no. 75 dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya lafazhnya: “Barangsiapa membaca 100x pada pagi hari dan 100x pada sore Hari.”... Jadi, dzikir ini dibaca 100x diwaktu pagi dan 100x diwaktu sore. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2762
18 HR. Muslim no. 2726. Syarah Muslim XVII/44.
19 HR. Ibnu Majah no. 925, Shahiib Ibni Majah 1/152 no. 753 dan Ibnus Sunni dalam 'Amalul Yaum walLailah, shahih.
20 HR. Muslim no. 2691 dan no. 2692, Syarak Muslim XVTV 17-18, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 653. Jumlah yang terbanyak dari dzikir-dzikir Nabi adalah seratus diwaktu pagi dan seratus diwaktu sore. Adapun riwayat yang menyebutkan sampai seribu adalah munkar, karena haditsnya dha'if. (Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha-'iifah no. 5296).
21 HR. Al-Bukhari/ Fat-hul Baari XI/101 dan Muslim no.2702
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ:قَالَ رَسُو لُ اللهِ صلي الله عليه وسلم : يَااَيُّهَا النَّسُ، تُوبُواإِلَيْ اللهِ. فَإِنِّيْ اَتُوبُ فِيْ الْيَومِ إِلَيْهِ مِانَةً مَرَّةٍ
Dari Ibnu 'Umar ia berkata: “Rasulullah صلي الله عليه وسلم ber­sabda: 'Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari seratus kali.'“ HR. Muslim no. 2702 (42).
Dalam riwayat lain dari Agharr al-Muzani, Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: [إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِيْ وَإِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ]”Sesungguhnya hatiku lupa padahal se­sungguhnya aku istigfar (minta ampun) kepada Allah dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim no. 2702 (41)
Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
'Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Mahaagung, Yang tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Dia, Yang Mahahidup lagi Mahaberdiri sendiri dan aku ber­taubat kepada-Nya.'
Maka Allah akan mengampuni dosanya meskipun ia pernah lari dari medan perang.” HR. Abu Dawud no. 1517, at-Tirmidzi no. 3577 dan al-Hakim I/511. Lihat Shahiih at-Tirmidzi III/282.
Ayat yang menganjurkan istighfar dan taubat di antara­nya: (QS. Huud: 3), (QS. An-Nuur: 31), (QS. At-Tahriim: 8) dan lain-lain.
22 HR. Ahmad 11/290, an-Nasa-i dalam 'Amalul Yaum wal Lailah no. 590, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/412 no. 652, Shahiih al-Jaami 'ish Shaghiir no. 6427

Sabtu, 30 Agustus 2014

Kiat Menjadi Manusia Istimewa

Banyak langkah yang bisa ditempuh seseorang untuk menjadi manusia istimewa. Yang paling utama tetntu menjadi istimewa bukan hanya dalam pandangan manusia, tetapi juga menjadi istimewa dalam pandangan Allah. Berikut ini beberapa langkah praktis yang bila dilakukan (insya Allah) akan mampu menjadikan seseorang istimewa dibanding sebelumnya.


1. Beriman Kepada Allah
beriman secara penuh kepada Allah mengakui kemaha hebatan Allah yang tercantum dalam asma dan sifatnya. sebab tanpa iman seorang manusia tidak memiliki keistimewaan sedikitpun. Naik turunnya iman juga menjadi tolak ukur naik turunnya keistimewaan seeorang. dalam sebuah hadist disebutkan:
Sungguh menakjubkan semua perkara orang-orang yang beriman". Kata menakjubkan adalah menunjukkan sesuatu yang istimewa, luar biasa.... dan itu hanya terdapat dalam diri orang beriman.

2. Mengikuti langkah orang-orang yang istimewa
yang dimaksud orang istimewa adalah mereka yang telah memiliki jasa yang besar bagi kemaslahatan dan mereka disifati dengan keimanan yang teguh kepada Allah Ta'ala, pencipta, pengatur, dan Rabb semesta alam. manusia yang paling utama adalah Muhammad Saw, kemudian diikuti para sahabatnya.

3. Menentukan Tujuan
Tujuan akan berperan besar dalam menentukan keistimewaan diri. mereka yang bertujuan biasa-biasa saja, hanya akan menjadi orang yang biasa. mereka yang tidak memiliki tujuan, adalah orang yang terombang ambing oleh waktu. mereka yang bertujuan besar akan menjadi orang istimewa.

Nabi Muhammad Saw. menjadi sosok manusia paling luar biasa dikenal sepanjang sejarah dalam pandangan orang-orang yng beriman maupun maupun pandangan musuh-musuh beliau. Ketika beliau memiliki tujuan yang super istimewa, super besar. Tujuan yang ditentang oleh kebanyakan manusia di zamannya yakni menebarkan kebenaran, keadilan dan kedamaian Islam keseluruh pelosok bumi. Demikian pula para sahabat sesudah beliau.

4. Fokus mengejar Tujuan Istimewa Tersebut
Mereka yang bertujuan besar menyadari akan pentingnya kesungguhan dan perjuangan. Untuk mendapatkan sesuatu yang besar tentu dibutuhkan waktu dan pengorbanan yang besar. SEbesar kesungguhanmu, sebesar itu pula keuntungan yang kau dapat.

5. Mengetahui Tabi'at Kehidupan
Kehidupan akan dipenuhi dengan cobaan dan ujian, dan rintangan. semua ada ukurannya dan esuai dengan sunnatullah. bagaikan jalanan di pegunungan, naik turun, penuh duri. Kehidupan dan kematian adalah ujian, begitulah firman Allah dalam surat Al-Mulk ayat 2
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,"

Dengan menyadari tabiat kehidupan ini akan menjadikan seseorang lebih siap dan sabar, serta berharap pahala dan ridho-Nya dalam menghadapi warna-warni kehidupan dari berbagai cobaan dan nikmat yang ia rasakan selama hidupnya.

6. Berbuat Jangan Berhayal, Berani  Jangan Takut
unntuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih istimewa, seseorang harus mengambil tindakan, berbuat, bukan sekedar merenungi atau memikirkan atau sekedar membuat rancangan-rancangan di atas kertas. Jangan takut untuk membuat rancangan, karena ketika salah seorang takut salah sehingga ia tidak jadi melakukan apapun, maka sesungguhnya ia telah terperosok kedalam kesalahan.

7. Merubah Kebiasan Buruk
Kita lebih tahu hal-hal yang buruk yanga ada pada diri kita.lihat dalam diri sesekali mungkin kita perlu bantuan orang lain untuk menemukan keburukan-keburukan diri dan bersiaplah untuk merubahnya.  Kebiasaan-kebiasaan yang buruk akan mempengaruhi lingkungan sekitar. Ketika lingkungan sudah tercemar keburukan, maka keburukan lingkungan juga akan menambah atau mempengaruhi diri sehingga akan menambah keburukan yang ada pada diri.

8. Keluar dari Belenggu Kerisauan dan Kegelisahan Diri
Kerisauan dan kegelisahan akan membawa kepada duka dan kesedihan, kepada kegagalan, bahkan kepada penyakit. Apa yang anda pikirkan itulah apa yang anda dapatkan. ini adalah perkara penting dan mendasar yang harus kita ketahui.Ketika pikiran kita dipenuhi akan akan kerugian dalam suatu perdagangan maka itulah yang akan kita dapatkan, dan ketika pikiran dipenuhi bayangan kegagalan, itulah yang akan kita dapatkan.

9. Peringan Deritamu
Jangan mengharap duri kecil yang menusuk telapak kaki, seolah gunung yang roboh dan menimpa. Hal-hal yang tidak kita sukai yang menimpa kita, sesungguhnya tidaklah melebihi kemampuan kita untuk menanggungnya. Janji Allah dalam Al-Qur'an:
"Dan Allah tidak akan membebani seorang hamba kecuali sesuai kemampuanya". (Al-Baqarah: 286)    

10. Lihat Sekelilingmu
Melihat sekeliling dengan pandangan yang benar, akan menambah rasa syukur dan sabar sehingga kita menjadi semakin istimewa dalam hal adab, ilmu, dan ketakwaan, lihat orang-orang yang lebih tinggi dibanding kita. Dalam hal harta, keduniaan, lihat orang-orang yang lebih rendah. Seperti itulah ajaran Nabi kita, tauladan hidup kita.
 
11. Lihat Dalam Diri, Anda Adalah Istimewa.
Setiap manusia pasti berbeda, dalam hal fisik setiap sidik jari manusiapun berbeda, apalagi dalam potensi, kemauan, kebiasaan, dan ahlak mansia, pastileh berbeda-beda. Setiap manusia dikaruniai kelebihan yang berbeda dari manusia lain. Abu Bakar dan Umar Bin Khattab Radhiallahuanhuma merupakan sosok yang sangat berbeda, namun keduanya adalah manusia istimewa.

12. Jangan Bermasam Muka, Cerahkan Wajah
Ini akan merubah banyak hal dalam hidup, menebar seyum dan salam sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw.  Abdullah Bin Al Harits berkata, 
"Saya belum pernah melihat seseorang yang lebih banyak bersenyum dari pada Rasulullah Saw.(HR. Ahmad)

13. Hati-hati Dengan Pikiran dan Ucapan
Karena keduanya bisa mencelakakan diri baik didunia maupun di akherat. Rasulullah Saw. bersabda; 
" Sesungguhnya seseorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah  yang dia tidak memikirkan (akibatnya) maka dia terjatuh dalam neraka jahanam." (HR. Bukhari)

14. Jadilah Manusia yang Bermanfaat bagi Orang Lain
Memberi manfaat bagi orang lain akan menjadikan seseorang  istimewa dihadapan manusia, bahkan dihadapan Allah juga, yakni dengan kecintaan Allah kepada orang tersebut.Rasulullah Saw bersabda:
"Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi mereka, dan amalan yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla adalah amalan yang mendatangkan kebahagiaan  bagi seorang muslim, atau yang dapat menepis kesedihannya, atau dapat melepaskannya dari jerat hutang atau menghilangkan rasa laparnya....". (Shahih Al-Jami' Ash-Shagir no. 176) 

Jumat, 29 Agustus 2014

Tingkatan-Tigkatan Dalam Shalat

Shalat menempati kedudukan yang sangat agung. Ia merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima. Sholat juga merupakan tiang agama. Bahkan perintah shalat ini langsung diperintahkan oleh Allah SWT. tanpa melalui perantara malaikat jibril yang terjadi ketika peristiwa Isra' dan Mi'raj.

Dalam sebuah hadist dari Mu'adz Bin Jabal bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
 رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ رواه الترمذي(


"pangkal semua perkara adala islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad" (HR. At-Tirmidzi)

Disamping itu shalat dapat memelihara kita dar ancaman siksa yang amat pedi di Neraka Saqar.
Allah SWT. berfirman:
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (٤٢) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (٤٣)

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?".  mereka menjawab: "Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat", (QS. Al-Mudatsir: 42-43)


Kuncinya Surga

karena shalat adalah amalan pertama dihisab di hari kiamat. Rasulullah Saw. bersabda: 
 "Amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat dari seorang hamba adalah shalatnya. Jika shalatnya baik maka telah sukses dan beruntunglah ia. sebaliknya jika rusak, sesungguhnya telah gagal dan merugilah ia". (HR. At-Tirmidzi)

Nah sekarang mari kita bersama-sama menakar kualitas shalat kita masing-masing. barada dalam golngan manakah shalat yang selama ini kita laksanakan?  Ibnu Qoyyim dalam Al-Wabil Al-Shayyib menyebutkan ada lima tingkatan dalam shalat. kelima tingkatan itu bagai anak tangga yang dimulai dari yang paling rendah hingga yang paling sempurna.

Orang Yang Shalatnya Lalai.

Tangga pertama ini adalah tangga orang yang mendzolimi dirinya sendiri. ia melakukan shalat dengan ala kadarnya sekedar untuk melepas kewajiban. ia tidak menyempurnakan whudunya, tidak memelihara waktu-waktunya, syarat-syarat dan rukunnya.  
Sebagaimana Firman Allah SWT:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ (٥)

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (QS. Al-Ma’un:4-5)


Orang yang lalai dalah orang yang meremehkan shalat . Saad Bin Abi Waqash berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang orang-otang yang lalai dari shalatnya, beliau menjawab: yaitu mengakhir-akhirkan waktunya.

Diriwayatkan oleh Qotadah    bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
 أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا.

Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (HR Ahmad)


Was-Was

Anak tangga kedua adalah orang yang menjaga waktu shalat, wudhu dan syarat-syaratnya dan rukun-rukunnya tetapi tak berdaya menghadapi bisikan syetan (was-was) dan pikirannya masih diluar shalat. Orang yang berada pada tangga ini lebih baik daripada yang pertama karena ia sudah punya kesadaran bagaimana tata cara shalat yang baik berdasarkan tuntunan Rasulullah Saw. tetapi objek perhatiannya baru sebatas penampilan luarnya shalatnya, belum bisa menghadirkan kekhusyu'an dalam shalatnya.

Sadar Hakikat Shalat

anak tangga ketiga adalah orang yang menjaga syarat-syaratnya dan rukun-rukunnya tetapi ia sibuk menghadapi bisikan syetan  dan pikiran dalam shalatnya. Ada dua pekerjaan dilakukan sekaligus satu waktu yaitu; shalat dan berjuang melawan syetan. anak tangga yang ketiga ini tentu lebih baik dibanding anak tangga yang pertama dan kedua. Karena ia mulai memiliki kesadaran tentang hakikat dalam shalat. Akan tetapi yang namanya syaitan juga berusaha keras untuk melalaikn shalatnya.

Allah SWT: berfirman:
 إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS. Fathir: 6)


Ibnu Katsir menjelaskan berkenaan ayat ini:
"Setan adalah musuh yang menentang kalian dengan mengumumkan permusuhan, oleh karena itu janganlah kalian turuti bujuk rayunya".

Shalat Sempurna

anak tangga yang keempat adalah orang yang menyempurnakan syarat dan rukunnya. Dia sadar bahwa kewajibannya adalah menyempurnakan semua itu. ketika shalat hatinya hadir bersama jasadnya, menghadap Allah SWT. pada saat itu sedang maerasa diawasi atau dilihat Allah SWT. Orang ini mulai bisa merasa lega dalam shalatnya. Usaha yang terus dilakukan untuk mengusir setan mulai berhasil. setan tidak lagi mempunyai kemampuan menggodanya. Setan mulai sadar dengan komitmennya  orang yang shalat itu ia tidak mampu menggoda hamba Allah yang iklas.
Allah SWT. berfirman:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (٨٢) إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (٨٣)

“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”. (QS. Shad: 82-83)


yang dimaksud dengan muklis ialah orang orang yang telah diberi taufik untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah SWT.

Seolah Melihat Allah

Anak tangga yang kelima adalah orang yang menegakkan shalat dengan sempurna dan hatinya hadir menghadap Allah SWT. Ia sadar sedang berhadapan dengan Allah. Dia seolah-olah melihat Allah, shalat baginya bukan sebuah beban, tetapi sudah menjadi hiburan yang menghilangkan duka lara. inilah puncak ihsan seorang manusia dalam shalatnya 
Rasulullah Saw. bersabda dalam hadis Jibril:
قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
 تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” (HR. Bukhari)


Dan gambaran nyata dari tipe shalat ini adalah Rasulullah Saw sebagaimana sabdanya:
عَنْ أَنَسٍ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : « حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا النِّسَاءُ وَالطِّيبُ، وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلاةِ

Dari Anas bin Malik t bahwa Rasulullah  bersabda: “Allah menjadikan aku mencintai dari (urusan-urusan) dunia (yaitu kepada) perempuan (istri-istri beliau ) dan minyak wangi, tapi Allah menjadikan qurratul ‘ain (penyejuk/penghibur hati) bagiku pada (waktu aku melaksanakan) shalat” (HR. An-Nasa’i, Ahmad)


Berada pada keempat dan ke lima adalah harapan setiap hamba yang shalih, dan tetap istiqomah adalah jalan yang terbaik. kalaupun kita masih di anak tangga ketiga atau kedua apalagi pertama, maka bersegeralah untuk memperbaiki shalat kita. (Disadur dari tulisan Ust. Anwar Ihsanudin)