Kamis, 11 September 2014

Dosa-Dosa Yang Dianggap Biasa


  1. Syirik.
ألا أنبؤكم بأكبر الكتائر{ثلاثا} ؟ قالوا : قلنا بلى يا رسول الله قال : الإشراك بالله . . ( متفق عليه).
“Maukah kabarkan kepada kalian tentang dosa besar yang paling besar? (beliau mengatakannya tiga kali) Mereka berkata: Ya, wahai Rasulullah! Beliau bersabda: “menyekutukan Allah” . . . ( Muttafaqun ‘alaihi).
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا ٤٨
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar. (Qs An Nisa' : 48.)
Di antaranya  :
a.       Menyembah kuburan, memohon kepadanya, Menundukkan kepala, menyebut nama para wali untuk meminta keberkahan dan menolak madharat, mengelilinginya (thowaf). Dll
b.      Bernadzar untuk selain Allah.
c.       Menghalalkan apa yang telah Allah haramkan atau sebaliknya.
d.      Sihir, perdukunan, ramalan.
e.       Kepercayaan adanya pengaruh bintang dan planet terhadap berbagiai kejadian dan kehidupan manusia.

  1. Riya' dalam ibadah
Diantara sifast-sifat orang munafik: Qs An Nisa' : 142.
قال النبي صلى الله عليه وسلم صلى الله عليه وسلم : قال الله تعالى : أنا أغني الشركاء عن الشرك  . . . . ( الحديث ).
Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda : Barang siapa yang melakukan perbuatan sum'ah niscaya Allah akan memperdengarkan aibnya, dan barang siapa yang melakukan perbautan riya' niscaya Allah akan memperlihatkan aibnya. ( Muslim ).
Perbedaan riya' dan sum'ah :
Riya' adalah : suatu perbuatan yang di lakukan dengan cara tertentu supaya di lihat orang lain, seperti shalat, lalu ia memperindah shalatnya karena ada orang yang melihat dan memperhatikannya.
Sedangkan : sum'ah adalah suatu perbuatan yang di lakukan dengan maksud supaya di dengar dan di puji orang lain. Misalnya : membaca Al Qur'an, lalu ia memperindah suara dan lagunya tatkala mengetahui ada orang yang mendengarkan dan memperhatikannya.

  1. Thiyarah
Thiyarah adalah merasa bernasib sial atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang lainnya atau apa saja.
Allah berfirman :
فَإِذَا جَآءَتۡهُمُ ٱلۡحَسَنَةُ قَالُواْ لَنَا هَٰذِهِۦۖ وَإِن تُصِبۡهُمۡ سَيِّئَةٞ يَطَّيَّرُواْ بِمُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓۗ أَلَآ إِنَّمَا طَٰٓئِرُهُمۡ عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ ١٣١
. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "Itu adalah Karena (usaha) kami". dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya.
(Qs Al 'A'raaf : 131).

Nabi bersabda : Thiyarah adalah syirik ( Ahmad ).  

  1. Bersumpah dengan selain Allah
Dari Ibnu Umar :
قال النبي : ألا إن الله ينهاكم أن تحلفوا بآبائكم. من كان حالفا فليحلف بالله أو ليصمت. (البخاري)
Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah melarang kalian bersumpah dengan nama nenek moyang kalian. Barang siapa yang besumpah hendaknya bersumpah dengan nama Allah atau diam. ( Bukhari ).
Dan dalam hadits Ibnu Umar yang lain:
" Barang siapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, maka dia telah berbuat syirik" ( Ahmad ).

  1. Duduk bersama orang-orang munafik atau fasik untuk beramah tamah.
وَإِذَا رَأَيۡتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِيٓ ءَايَٰتِنَا فَأَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ حَتَّىٰ يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيۡرِهِۦۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيۡطَٰنُ فَلَا تَقۡعُدۡ بَعۡدَ ٱلذِّكۡرَىٰ مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ٦٨
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). ( Qs Al An'am : 68 ).

  1. Tidak Thuma'ninah dalam shalat
قال النبي : أسوأ الناس سرقة الذي يسرق من صلاته. قالوا : يا رسول الله، وكيف يسرق من صلاته ؟ قال : لا يتم ركوعه ولا سجودها.
" sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dari shalatnya. Mereka bertanya : wahai Rasululah, bagaimana ia mencuri dari shalatnya ?, beliau menjawab : " (ia) tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya. ( Ahmad ).

  1. Banyak melakukan gerakan sia-sia dalam shalat.
قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ١ ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي صَلَاتِهِمۡ خَٰشِعُونَ ٢
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,   (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya ( Qs Al Mukminun : 1 – 2 ).

Para ulama' menyebutkan banyak gerak secara berututur tanpa di butuhkan dapat membatalkan shalat.

  1. Mendahului imam  secara sengaja dalam shalat.
Tabiat manusia adalah tergesa-gesa :
وَيَدۡعُ ٱلۡإِنسَٰنُ بِٱلشَّرِّ دُعَآءَهُۥ بِٱلۡخَيۡرِۖ وَكَانَ ٱلۡإِنسَٰنُ عَجُولٗا ١١
Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Qs Al Israa' : 11).
Nabi bersabda : " Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, bahwa Allah akan mengubah kepalanya menjadi kepala keladai. (Muslim).

  1. Masuk masjid sehabis makan bawang merah, Bawang putih atau  sesuatu yang berbau tak sedap
Perintah memakai pakaian yang baik dan indah : Qs Al A'raaf : 31.
عن جابر : قال النبي : من أكل ثوما أو بصلا فليعتزلنا أو قال : فليعتزل مسجدنا وليقعد في بيته
 ( البخاري ).
"Barang siapa makan bawang putih atau bawang merah hendaknya ia menjauhi kami. Atau beliau bersabda : hendaknya ia menjauhi masjid kami dan diam di rumah" ( Bukhari ).
وفي رواية مسلم : من أكل البصل والثوم  والكَرَاث فلا يقربنّ مسجدنا ، فإن الملائكة تتأذى مما يتأذى منه بنو آدم. 
"Barang siapa yang makan bawang merah, bawang putih, dan bawang bakung, maka janganlah mendekati masjid kami. Sesungguhnya malaikat merasa terganggu dengan sesuatu yang anak adam merasa terganngu dengannya".

  1. Zina.
وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.(Qs Al Israa' : 32).
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولا ينظر إليهم ولهم عذاب أليم : شيخ زان وملك كذاب وعائل مستكبر. رواه مسلم.
"Tiga golongan manusia yang tidak akan di ajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, juga Allah tidak akan menyucikan mereka, dan tidak pula memandang kepada mereka, sedang bagi mereka adzab yang pedih, yaitu : laki-laki tua yang suka berzina, seorang raja pendusta, dan seorang miskin yang sombong. (Muslim)
.
  1. Liwath ( Homosexsual ).
وَلُوطًا إِذۡ قَالَ لِقَوۡمِهِۦٓ إِنَّكُمۡ لَتَأۡتُونَ ٱلۡفَٰحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنۡ أَحَدٖ مِّنَ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٨ أَئِنَّكُمۡ لَتَأۡتُونَ ٱلرِّجَالَ وَتَقۡطَعُونَ ٱلسَّبِيلَ وَتَأۡتُونَ فِي نَادِيكُمُ ٱلۡمُنكَرَۖ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوۡمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُواْ ٱئۡتِنَا بِعَذَابِ ٱللَّهِ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ٢٩
Dan (Ingatlah) ketika Luth Berkata pepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu".
Apakah Sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun[1]  dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain Hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (Qs Al Ankabuut : 28 – 29).

Adapun dalam syareat islam, hukuman bagi pelaku homoseksual dan partnernya, jika atas dasar suka sama suka – menurut pendapat yang kut- adalah dipenggal lehernya dengan pedang.
" Barang siapa yang kalian dapati sedang melakukan perbuatan luth ( homoseksual ) maka bunuhlah palaku dan partnernya´ (Ahmad ).


  1. Penolakan istri terhadap ajakan suami.
عن أبي هريرة : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا دعا الرجل امرأته إلى فراشه فلم تأته فبات غضبان عليها، لعنتها الملائكة حتى تصبح. ( البخاري ).
"Jika seorang suami mengajak istrinya ketempat tidurnya ( untuk bersenggama, bersetubuh ). Lalu ia menolak, sehingga suaminya marah atasnya, maka malaikat melaknat perempuan itu hingga datang pagi. ( Bukhari ).

  1. Permintaan agar di thalak suami tanpa sebab yang di bolehkan syara'.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Tsauban, Nabi bersabda : 
أيما امرأة سألت زوجها الطلاق من غير ما بأس فحرام عليها رائحة الجنة ( أحمد ).
"Siapa saja wanita yang meminta diceraikan oleh suaminya tanpa alasan yang di bolehkan, maka haram baginya bau surga ( Ahmad ).
Diantara sebab-sebab yang dibolehkan menurut syara' : seperti suami suka meniggalkan shalat, minum-minuman keras, narkotika, narkoba, memaksa istrinya berbuat haram, suka menyiksanya, menolak memberikan hak-hak istrinya, tidak lagi mau mendengar nasehat, tidak lagi berguna upaya ishlah ( perbaikan ), maka tidak mengapa bagi istri meminta cerai, sehingga ia tetap memelihara diri dan agamanya.

  1. Zhihar.
وَٱلَّذِينَ يُظَٰهِرُونَ مِن نِّسَآئِهِمۡ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُواْ فَتَحۡرِيرُ رَقَبَةٖ مِّن قَبۡلِ أَن يَتَمَآسَّاۚ ذَٰلِكُمۡ تُوعَظُونَ بِهِۦۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ٣ فَمَن لَّمۡ يَجِدۡ فَصِيَامُ شَهۡرَيۡنِ مُتَتَابِعَيۡنِ مِن قَبۡلِ أَن يَتَمَآسَّاۖ فَمَن لَّمۡ يَسۡتَطِعۡ فَإِطۡعَامُ سِتِّينَ مِسۡكِينٗاۚ ذَٰلِكَ لِتُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ وَتِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِۗ وَلِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ ٤
Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, Kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih. ( Qs Al Mujadilah : 3 – 4 ).

  1. Menggauli istri saat haid.
وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡمَحِيضِۖ قُلۡ هُوَ أَذٗى فَٱعۡتَزِلُواْ ٱلنِّسَآءَ فِي ٱلۡمَحِيضِ وَلَا تَقۡرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطۡهُرۡنَۖ فَإِذَا تَطَهَّرۡنَ فَأۡتُوهُنَّ مِنۡ حَيۡثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ ٢٢٢
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri[menyetubuhi wanita di waktu haidh] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka Telah suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. ( Qs Al Baqarah : 222 ).
من أتى حائضا أو امرأة في دبرها أو كاهنا فقد كفر بما أنزل على ممحمد.
"Barang siapa yang menggauli istrinya ( yang sedang ) haid atau menggauli di duburnya atau mendatangi dukun maka ia telah kufur ( mengingkari ) dengan apa apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. ( HR Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah ).

  1. Menggauli istri lewat dubur.
Abu Hurairah berkata : Rasulullah bersabda  :
ملعون من أتى امرأة في دبرها ( أحمد ).
"(Sungguh ) terlaknat orang yang mendatangi / menggauli istri lewat duburnya. ( Ahmad ).
من أتى حائضا أو امرأة في دبرها أو كاهنا فقد كفر بما أنزل على ممحمد.
"Barang siapa yang menggauli istrinya ( yang sedang ) haid atau menggauli di duburnya atau mendatangi dukun maka ia telah kufur ( mengingkari ) dengan apa apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. ( HR Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah ).

  1. Tidak berbuat adil di antara para istri
وَلَن تَسۡتَطِيعُوٓاْ أَن تَعۡدِلُواْ بَيۡنَ ٱلنِّسَآءِ وَلَوۡ حَرَصۡتُمۡۖ فَلَا تَمِيلُواْ كُلَّ ٱلۡمَيۡلِ فَتَذَرُوهَا كَٱلۡمُعَلَّقَةِۚ وَإِن تُصۡلِحُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ١٢٩
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Qs An Nisa' : 129 ).
من كانت له امرأتان فمال إلى إحداهما جاء يوم القيامة وشِقُّه مائل. ( أبو داود ).
"Barang siapa yang memiliki dua istri dan ia cenderung kepada salah seorang dari keduanya, niscaya ia akan datang pada harui kiamat dalam keadaan sisi badannya condong". ( Abu Daud ).

  1. Kholwat ( berduana ) dengan wanita yang bukan mahramnya
۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ وَمَن يَتَّبِعۡ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَإِنَّهُۥ يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۚ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ أَبَدٗا وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٞ ٢١
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. sekiranya tidaklah Karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Qs An Nuur : 21 ).

Rasulullah bersabda :
لايخلون رجل بامرأة إلا كان ثالثهما الشيطان ( الترمذي ).
"Tidaklah seorang laki-laki berkholwat dengan wanita kecuali pihak ketiganya adalah setan (At turmudzi ).

  1. Jabat tangan dengan wanita bukan mahram
Rasulullah bersabda : " Sungguh ditusuk  kepala salah seorang diantara kalian dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya dari pada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR Ath Athabrani ).
Dan Aisyah berkata :
ولا والله، ما مست يد رسول الله صلى الله عليه وسلم يد امرأة قط غير أنه يبايعهن بالكلام ( مسلم ).
" Dan demi Allah, sungguh tangan Rasulullah tidak ( pernah ) menyentuh tangan perempuan sama sekali, tetapi beliau membai'at mereka dengan perkataan. ( HR Muslim ).

  1. Wanita keluar rumah dengan parfum sehingga menggoda laki-laki
Rasulullah bersabda :
أيما امرأة استعطرت ثم مرّت على القوم ليجدوا ريحها فهي زانية. ( أحمد ).
" Permpuan manapun yang menggunakan perfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka dia seorang penzina. ( Ahmad ).
أيما امرأة تطيّبت ثم خرجت إلى المسجد ليوجد ريحها لم يقبل منها صلاة حتى تغتسل اغتسالها من الجنابة. ( أحممد ).
" Permpuan manapun yang menggunakan perfum kemudian keluar ke masjid ( dengan tujuan ) agar wanginya tercium orang lain maka shalatnya tidak diterima  sehingga ia mandi sebagaimana mandi janabat". ( Ahmad ).



[1]  sebahagian ahli tafsir mengartikan taqtha 'uunas 'sabil dengan melakukan perbuatan keji terhadap orang-orang yang dalam perjalanan Karena mereka sebagian besar melakukan homosexuil itu dengan tamu-tamu yang datang ke kampung mereka. ada lagi yang mengartikan dengan merusak jalan keturunan Karena mereka berbuat homosexuil itu.

Rabu, 10 September 2014

Fiqih Udhiyah

Oleh. Ust. Tengku Azhar, Lc
Udlhiyah adalah kambing yang disembelih pada Hari Iedul Udlhiyah dalam rangka taqorrub kepada Allah.(Minhajul Muslim:293)
Atau sesuatu yang disembelih pada hari-hari nahr karena hari raya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. (Taisirul “alam juz; 2 hal.451)
Masyru’iyah Udlhiyah
Allah Ta’ala telah mensyareatkan kepada para hambanya untuk berudlhiyah sebagai suatu ibadah dan juga bernilai muttaba’ah, Allah berfirman dalam surat Al-Kautsar : 2
        فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah Sholat karena Robbmu dan sembelihlah hewan udlhiyah”.
Hukum Udlhiyah
Para ulama’ berpendapat tentang hukum berudlhiyah ( Al Mughni, Ibnu Qudamah : 13/360, Al asilah wal Ajwibah Al Fiqhiyyah, Abdul Aziz Al Muhamad As Sulaiman: III/4 , Al Aziz Syarh Al Wajir : 12/59
1.       Sunnah.
Ini adalah pendapat kebanyakan ahlul ilmi, dan diantara ulama’ yang berpendapat seperti ini adalah Suwaid bin Ghoflah, Said bin Musayyib, Al Qomah, Al Aswad, Atho’, Syafi’ie, Ishaq, Abu Tsaur, Ibnu Mundzir, Al Ghozali.
Mereka menyandarkan pendapat mereka krpada hadist berikut :
ورد عن جابر قال  : صليت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم عيد الأضحى فلمّاانصرف أتي بحبش فذبحه ، فقال : بسم الله والله أكبر ، اللهمّ هذا عنّي وعن من لم يضح من أمتي (رواه أحمد وأبو داود والترمذي)
Diriwayatkan  dari Jabir, ia berkata : Saya telah sholat  Iedhul Adha bersama Rasullloh Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika beliau selesai sholat, maka didatangkan pada beliau seekor domba dan kemudian beliau menyembelihnya, seraya berkata : “Bismillah, Allahu Akbar, ya Allah ini dariku dan dari orang yang belum berudlhiyah dari umatku.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Turmudzi)
وعن علي بن الحسين عن أبي رافع أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا ضحى كبشين سمينين أقرنين أملحين ( رواه أحمد )
Artinya : “Dan dari Ali bin Al-Husain dari Rofi’:” Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila datang Hari Udlhiyah , beliau membeli dua ekor domba yang gemuk, bertanduk dan warnanya putih campur hitam.( HR.Ahmad).
2.       Wajib
Ini adalah pendapat Rabi’ah, Malik, Ats Tsauri, Al Auza’I, Al Laits, dan Abu Hanifah. Dasarnya adalah firman Allah Ta’ala surat Al Kautsar ayat: 2 yang berbunyi :
فصلّ لربك  وانحر
Artinya : “Maka dirikanlah sholat karena Robbmu, dan berudlhiyahlah. (QS. Al-Kautsar : 2)
Kebanyakan Ahli Tafsir berkata : Maksud ayat tersebut yaitu, berudlhiyah setelah sholat Ied, sedangkan kata perintah menunjukkan hukum wajib.
Hadits Rosulullah :
عن أبي هريرة رضي الله أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : “من كان له سعة ولم يضح فلا يقربن مصلاّنا (رواه أحمد و ابن ماجه)
Artinya : “ Dari Abu Hurairoh r.a, sesungguhnya Rosulullah S.A.W bersabda : “Barang siapa yang memiliki kemampuan untuk berudlhiyah, kemudian ia tidak berudlhiyah, maka sekali-kali jangan mendekati tempat sholatku”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Pendapat yang rojih :
Abdul Aziz Al-Muhammad As-Sulaiman berkata : “Yang rojih menurut saya adalah : pendapat jumhur bahwa berudlhiyah hukumnya adalah Sunnah Mu’akkadah atas orang yang mampu untuk berudlhiyah dari kaum muslimin, baik yang mukim maupun musafir, kecuali jamaah haji yang ada di Mina.
Imam Malik berkata : “Bahwa mereka tidak wajib berudlhiyah. Dan ini juga pendapat yang dipilih oleh Syaikh Ibnu Taimiyyah dan yang lainnya.
Hikmah Disyari’atkannya Udlhiyah
Diantara hikmah disyari’atkannya berudlhiyah adalah :
1.       Mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Firman Allah :
فصلّ لربك  وانحر
Artinya : “Maka dirikanlah Sholat karena Robbmu, dan berudlhiyahlah”. (QS. Al-Kautsar : 2)
قل إن صلاتي ونسكي ومَحياي ومماتي لله رب العالمين {162} لاشريك له …………….
Artinya : “Katankalah ! sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah. Tidak ada sekutu baginya”. (QS. Al-An’am: 162)
2.       Menghidupkan sunnah Nabi Ibrohim AS
Yaitu, ketika Allah mewahyukan kepada beliau untuk menyembelih anaknya yang bernama Isma’il, yang kemudian ditebus oleh Allah dengan seekor domba.
Firman Allah :
وفديناه بذبح عظيم
Artinya : “ Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. (QS. Ash-Shoffat : 107)
Mencukupi nafkah pada hari Ied dan menyebarkan rohmat kepada orang-orang fakir dan miskin.
3.       Sebagai rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikanNya, yang berupa binatang ternak kepada kita.
Firman Allah :
فكلوا منها وأطعموا القانع والمعتر, كذلك سخرناها لكم لعلكم تشكرون. لن ينال الله لحومها ولادماؤها ولكن يناله التقوى منكم
Artinya : “Maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak minta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhoan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”. (QS.Al-Hajj : 36-37)
Rukun-Rukun Udlhiyah
Al-Ghozali berkata : Rukun udlhiyah itu ada empat , yaitu :
1.       Hewan udlhiyah
Yaitu, binatang ternak saja, sealinnya tidak boleh dan tidak sah  berudlhiyah dengan domba, kecuali sudah berumur dua tahun dan kambing, kecuali sudah berumur tiga tahun. Begitu juga Onta dan sapi kecuali sudah berumur 6 Tahun. Dan dibolehkan berudlhiyah dengan jantan maupun betina.
Allah Ta’alla memerintahkan kita untuk berudlhiyah sebagai salah satu bentuk ibadah kita kepadannya.
Allah berfirman :
قل إن صلاتي ونسكي ومَحياي ومماتي لله رب العالمين
Artinya : “Sesungguhnya Sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Robb semesta alam.” (Q.S. Al An’am : 162 )
Allah juga berfirman :
فصلّ لربك  وانحر
Artinya :“Maka tegakkanlah sholat untuk Robbmu dan sembelihlah hewan udlhiyah.” ( Q.S. Al Kautsar : 2 )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
عن أبي هريرة رضي الله أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : “من كان له سعة ولم يضح فلا يقربن مصلاّنا (رواه أحمد و ابن ماجه)
“Siapa yang memiliki keluasan harta lalu tidak mau menyembelih udlhiyah, maka jangan sekali-kali mendekati Mushola kami.” (H.R. Ahmad, Ibnu Majah dan Al Hakim )
Hewan Yang Bisa Disembelih Untuk Berudlhiyah
Imam An Nawawi menyebutkan perkataan Imam Abu Ishaq Asy Syarozi, ia berkata : “Tidak sah udlhiyah itu, kecuali dari binatang ternak, yaitu : Unta, sapi dan kambing.” Berdasarkan firman Allah Ta’alla :
ليذكروا اسم الله على مارزقهم من بهيمة الأنعام
Supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka.” (Q.S. Al Hajj : 34 ) (Al Majmu’ : 8/286)
Imam An Nawawi juga berkata : “Sebagian ulama’ menyebutkan bahwa adanya ijma’ Ulama’tentang tidak sahnya hewan udlhiyah, kecuali dari unta, sapi dan kambing.” Maka tidak sah selain dari hewan-hewan tersebut.  ( Al Majmu’ :8/287 )
Jadi hewan yang dijadikan udlhiyah adalah unta yang termasuk didalamnya Al Bakhothy ( unta yang besar perutnya ), sapi yang termasuk didalamnya kerbau, dan kambing yang termasuk didalamnya domba dan kambing kacang. ( Al Majmu’ : 8/286 )
Syarat-Syaratnya
·         Umur hewan udlhiyah
Disunnahkan untuk menyembelih kambing domba yang telah mencapai umur satu tahun atau lebih (Jadza’), dan unta yang telah mencapai umur empat tahun dan masuk tahun kelima, sedangkan untuk sapi atau kambing, yang telah berumur dua tahun atau lebih.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لاتذبحوا مسنة إلا أن يعسرعليكم فتذبحوا جذعة من الضأن والمسنة من الأنعام هي الثنية (رواه مسلم)
“Janganlah kalian menyembelih hewan udlhiyah yang telah tua (lanjut usia) kecuali jika menyusahkan kalian (untuk mendapatkan hewan yang masih muda), maka sebelihlah domba yang berumur satu tahun dan binatang ternak yang telah berumur dua tahun.” (H.R. Muslim)
·         Kesehatan hewan udlhiyah
Tidak sah hewan udlhiyah yang akan disembelih, kecuali selamat dari segala kekurangan (kecacatan) pada tubuhnya, maka tidah sah hewan udlhiyah yang buta, pincang, patah tanduknya atau terpotong telinga dan ekornya ( dari aslinya ), dan tidak boleh hewan yang dalam keadaan sakit dan hewan yang sangat kurus.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أربع لاتجوز في الأضاحي العوراء البين عورها والمريضة البين مرضها والعرجاءالبين ضلعها والكسرة التي لا تنقي – يعني لا نقي فيها- أي لامخ في عظامهاوهي الهازل والعجفاء
“Empat hal yang menyebabkan hewan udlhiyah tidak boleh disembelih : hewan yang jelas butanya, hewan yang jelas sakitnya, hewan yang jelas pincangnya dan hewan yang sangat kurus.” (H.R. At Turmudzi ) (Minhajul Muslim: 340)
·         Jumlah Hewan Udlhiyah
Selama ini berkembang pemahaman bahwa seekor sapi cukup untuk tujuh orang dan satu kambing hanya cukup untuk satu orang. Namun riwayat yang shohih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan keringanan bagi yang akan menyembelih hewan udlhiyah untuk seluruh anggota keluarganya untuk menyembelih sesuai kadar kemampuannya, meskipun hanya satu ekor kambing.
Umaroh bin Abdillah berkata :
Aku mendengar Atho’ bin Yassar bertanya kepada shahabat Abu Ayyub Al Anshory : “ Bagaimana hewan-hewan udlhiyah pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  ? Ia menjawab : “Jika berudlhiyah dengan kambing umtuk dirinya dan seluruh keluarganya, maka mereka memakannya, dan membagikannya kepada orang lain, sebagaimana yang engkau lihat.” (H.R. At Turmudzi :1055, Ibnu Majah:3147, Malik :2/37)
Maka dimasa yang sulit dan melonjaknya angka kemiskinan pada saat ini, petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  diatas sangat memberi keluasan kepada umat beliau untuk ikut beramal sesuai dengan kemampuannya.
Syaikh Faishol bin Abdul Aziz Ali Mubarok berkata: “Ini menunjukkan bahwa seekor kambing itu cukup untuk satu keluarga, sementara ada yang berpendapat hanya cukup untuk seorang saja. Dan yang benar yaitu cukup untuk satu keluarga, kendatipun keluarga tersebut berjumlah seratus orang atau lebih, sebagaimana yang ditegaskan oleh sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. (Mukhtashor Nailul Authar (terj) :4/1615)
2.       Waktu Menyembelih Udlhiyah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
من كان ذبح قبل الصلاة فليعد
Dari Anas ia berkata ; Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada hari nahar ; “Barang siapa menyembelih (udlhiyah) sebelum shalat (iedul  adha) maka hendaklah ia mengulangi” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
كل أيام التشريق ذبح
Dan dari Sulaiman bin Musa, dari Jubair bin Muth’am, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda ; “Semua hari tasyriq itu adalah hari menyembelih (udlhiyah). (HR. Ahmad)
Dari dalil-dalil diatas, para ulama berbeda pendapat tentang waktu penyembelihan hewan udlhiyah:
Imam Malik berkata ; Tidak boleh menyembelih udlhiyah sebelum shalat, khutbah dan penyembelihan imam.
Imam Ahmad berkata ; Tidak boleh menyembelih sebelum shalatnya imam, sekalipun imam belum menyembelih.
Ibnul Mundzir berkata ; Para ulama sudah ijma’ bahwa tidakboleh menyembelih udlhiyah sebelum terbit fajar. Adapun jika disitu tidak ada imam, maka menurut dzahir hadits diukur dengan shalatnya setiap orang yang hendak udlhiyah itu.
Rabi’ah berkata ; Tentang kelompok yang tidak ada imam, jika mereka itu menyembelih sebelum terbitr matahari maka tidak sah, tetapi jika mereka menyembelih setelah terbit matahari maka dipandang sah.
Syaikh Faishal bin Abdul Aziz berkata; Namun tidak diragukan lagi, bahwa madzhab imam Malik (dalam masalah ini) yang paling sesuai dengan hadits-hadits dalam bab ini. Kemudian beliau berkata; “Dari hadits diatas menunjukkan bahwa hari-hari tasyriq (11, 12 dan 13 Dzulhijjah) itu seluruhnya adalah hari-hari penyembelihan. Inilah pendapat yang lebih kuat berdasar hadits-hadits diatas. (Mukhtashar Nailul Authar : IV/1621-1622).
3.       Tata Cara Menyembelih Udlhiyah
·         Menghadapkan hewan udlhiyah kearah kiblat seraya membaca do’a :
إني وجهت وجهي للذي فطر السماوات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين. إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين . لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين
Ketika menyembelih membaca :
بسم الله والله أكبر
·         Menginjakkan kaki pada lambung binatang udlhiyah, sebagaimana sabda Rosulullah :
عن أنس رضي الله عنه قال : ضحي رسول الله صلى الله عليه وسلم بكبشين أملحين وأقرنين فرأيته واضعا قدمه على صفاحهما ويسمي ويكبر فذ بحهمابيده
Anas radliyallahu anhu berkata ; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  berudlhiyah dengan dua ekor kambing yang bagus dan bertanduk, lalu aku lihat beliau menginjakkan kakinya pada lambung kedua kambing tersebut lalu beliau menyebut nama Allah dan bertakbir, lalu beliau memotongnya dengan tangannya. (HR. Jama’ah).
·         Menajamkan pisau yang digunakan untuk menyembelih
…………..وإذا ذبحتم فأحسنوا الذبح وليحد أحدكم شفرته فليرح ذبيحته
Rosulullah bersabda :” Dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik. Dan hendaklah seseorang dari kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan sembelihannya. (HR. Muslim)
·         Menyembelih di musholla, lapangan, atau tempat yang lapang
Hikmahnya supaya diketahui fakir miskin, dan mereka bisa ikut merasakan daging tersebut, sebagaimana sabda Rosulullah :
عن نافع عن ابن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان يذبح وينحر بالمصلى
·         Disunnahkan orang  yang berudlhiyah menyembelih dengan tangannya sendiri, sebagaimana perkataan Anas :
…. فذبحهمابيده ( رواه الجماعة)
Artinya : “…Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  memotong dua binatang udlhiyahnya dengan tangannya sendiri. (HR. Jama’ah).
4.       Pembagian Daging Udlhiyah
Dalam pembagian daging udlhiyah dibagi menjadi tiga ; sepertiga untuk dimakan keluarga yang menyembelih; sepertiga untuk dishadaqahkan; sepertiga untuk dihadiahkan kepada para sahabat. Tetapi boleh juga dishadaqahkan seluruhnya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
كلوا وادخروا وتصدقوا
“Makanlah daging udlhiyah dan simpanlah dan shadaqahkanlah.”
…………. فكلوا مابدا لكم وأطعموا وادخروا
Makanlah apa yang nampak bagi kamu, berikanlah dan simpanlah.” (HR. Ahmad, Muslim dan Turmudzi, dan dishohihkan oleh Turmudzi)
Boleh menyimpan daging udlhiyah melebihi tiga hari
Diperbolehkan menyimpan daging udlhiyah lebih dari tiga hari. Ini adalah perkataan kebanyakan ahlu ilmi [Al-Mughni 13/381]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melarang menyimpan daging udlhiyah lebih dari tiga hari. Hal itu agar umat Islam pada saat itu menshodaqohkan kelebihan daging udlhiyah yang ada. Namun larangan tersebut kemudian dihapus
Dalam hadits dari Salamah bin Al Akwa’ radhiyallahu, ia berkata bahwa Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ ضَحَّى مِنْكُمْ فَلاَ يُصْبِحَنَّ بَعْدَ ثَالِثَةٍ وَفِى بَيْتِهِ مِنْهُ شَىْءٌ » . فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ نَفْعَلُ كَمَا فَعَلْنَا عَامَ الْمَاضِى قَالَ « كُلُوا وَأَطْعِمُوا وَادَّخِرُوا فَإِنَّ ذَلِكَ الْعَامَ كَانَ بِالنَّاسِ جَهْدٌ فَأَرَدْتُ أَنْ تُعِينُوا فِيهَا »
”Barangsiapa di antara kalian berudlhiyah, maka janganlah ada daging udlhiyah yang masih tersisa dalam rumahnya setelah hari ketiga.” Ketika datang tahun berikutnya, para sahabat mengatakan, ”Wahai Rasulullah, apakah kami harus melakukan sebagaimana tahun lalu?” Maka beliau menjawab, ”(Adapun sekarang), makanlah sebagian, sebagian lagi berikan kepada orang lain dan sebagian lagi simpanlah. Pada tahun lalu masyarakat sedang mengalami paceklik sehingga aku berkeinginan supaya kalian membantu mereka dalam hal itu.” [HR. Bukhari no. 5569 dan Muslim no. 1974]
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tegas menghapus larangan tersebut dan menyebutkan alasannya. Beliau bersabda,
« كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الأَضَاحِى فَوْقَ ثَلاَثٍ لِيَتَّسِعَ ذُو الطَّوْلِ عَلَى مَنْ لاَ طَوْلَ لَهُ فَكُلُوا مَا بَدَا لَكُمْ وَأَطْعِمُوا وَادَّخِرُوا ». قَالَ وَفِى الْبَابِ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ وَعَائِشَةَ وَنُبَيْشَةَ وَأَبِى سَعِيدٍ وَقَتَادَةَ بْنِ النُّعْمَانِ وَأَنَسٍ وَأُمِّ سَلَمَةَ. قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ بُرَيْدَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
“Dulu aku melarang kalian dari menyimpan daging udlhiyah lebih dari tiga hari agar orang yang memiliki kecukupan memberi keluasan kepada orang yang tidak memiliki kecukupan. Namun sekarang, makanlah semau kalian, berilah makan, dan simpanlah.”[HR. Tirmidzi no. 1510]
Larangan Menjual Kulit Udlhiyah & Memberi Upah Bagi Tukang Sembelih
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
عن علي بن أبي طالب رضى الله عنه قال : أمرني رسول الله صلى الله عليه وسلّم : أن أقومَ علىَ بدنهِ وأتصدّقَ بلحومها وجلودها وأجلّتها  ، وأن لا أعطى الجازرَ منها شيئً ، وقال : نحن نعطيه من عند نا
(متفق عليه)
Dari Ali Bin Abi Thilob radhiyallahu anhu ia berkata : “ Aku diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam supaya mengurus untanya, serta menyedekahkan daging, kulit dan kelasa (punuk)nya, dan kiranya aku tidak akan memberikan sedikitpun dari binatang udlhiyah tersebut kepada tukang sembelih. Seraya beliau bersabda : “Kami akan memberi dia dari bagian kami sendiri.” (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim)
وعن أبي سعيدٍ : أنّ قتادة بن النعمان أخبره أنّ النبي صلى الله عليه وسلّم قام, فقال : إني كنت أمرتكم أن لا تأكلوا لحوم الأضاحى فوق ثلاثة أيامٍ ، ليسعكم ، وإني أحلّه لكم, فكلوا منه ماشئتم ، ولا تبيعوا لحوم الهدي والأضاحى ، وكلوا ، وتصدّقوا واستمتعوا بجلودها ، ولا تبيعواها ، وإن أطعمتم من لحومها شيئًا ، فكلوا أنى شئتم ( رواه أحمد )
Dan dari Abi Sa’id : Sesungguhnya Qotadah bin Nu’man memberitahu kepadanya, bahwa nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri lalu bersabda : “Aku pernah menyuruhmu kiranya kamu tidak akan makan daging udlhiyah sesudah tiga hari untuk memberi kelonggaran kepada kamu, tetapi aku halalkan dia kepada kamu, karena itu makanlah daripadanya sesukamu, dan janganlah kamu jual daging hadyu (Binatang yang disembelih sebagai denda karenba planggaran Hajji atau umrah) dan daging udlhiyah, makanlah, sedekahkanlah dan pergunakanlah kulitnya tetapi jangan kamu jual dia, sekalipun  sebagian dari dagingnya itu kamu berikan, makanlah sesukamu.” (HR. Ahmad)
Penjelasan :
Syaikh Faishol bin Abdul Aziz Al-Mubarok berkata :  Perkataan : “dan kiranya kami tidak akan berikan sedikitpun dari daging udlhiyah itu kepada tukang sembelih” Itu menunjukkan, bahwa tukang sembelihnya itu tidak boleh diberi sedikitpun dari daging udlhiyah tersebut (sebagai upah) jadi bukan tidak diberinya semata-semata itu yang dimaksud, tetapi yang dimaksud disini adalah pemberian karena menyembelihnya itu.
Al Qurthubi berkata : “Hadits ini menunjukkan, bahwa kulit binatang udlhiyah atau hadiah dan punuknya tidak boleh dijual, karena kata “julud” : (kulit) dan “Ajillah” : (punuk) itu ma’thuf (dihubungkan) dengan lahm (daging) jadi hukumnya sama. Sedang para ulama’ telah sepakat, bahwa daging udlhiyah itu tidak boleh dijual. Maka begitu pula kulitnya dan punuknya.
Perkataan “Manfaatkanlah kulitnya dan jangan kamu jual dia” itu menunjukkan diperkenankanya memanfaatkan kulit udlhiyah tetapi jangan dijual. (Mukhtashor Nailul Author, Syaikh Faishol bin Abdul Aziz Al Mubarok : 4/58).
Wallahu A’lamu bish Shawab